Pelajari kerugian utama waralaba yang perlu dipertimbangkan pengusaha sebelum memulai bisnis agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Waralaba atau franchise merupakan salah satu model bisnis yang populer karena menawarkan kemudahan bagi para pengusaha baru untuk memulai bisnis dengan memanfaatkan merek, sistem, dan dukungan dari perusahaan yang sudah mapan. Model ini memungkinkan seorang individu, yang disebut franchisee, untuk menggunakan hak kekayaan intelektual seperti merek dagang dan sistem operasi bisnis yang sudah teruji dari perusahaan induk atau franchisor. Meskipun waralaba sering kali dianggap sebagai cara yang lebih aman dan mudah untuk memulai bisnis, namun seperti halnya model bisnis lainnya, waralaba tidak lepas dari risiko dan kerugian yang dapat memengaruhi keberhasilan usaha tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kerugian yang mungkin dihadapi oleh para pelaku bisnis waralaba, mulai dari biaya tinggi hingga keterbatasan dalam pengelolaan usaha.
Biaya Awal dan Berkelanjutan yang Tinggi
Salah satu kerugian utama dari menjalankan bisnis waralaba adalah biaya yang tinggi. Sebagai franchisee, Anda harus membayar biaya awal yang cukup besar kepada franchisor untuk mendapatkan hak menjalankan bisnis di bawah merek mereka. Biaya ini dapat meliputi pembelian lisensi, biaya pelatihan, serta pembelian peralatan dan perlengkapan yang diwajibkan oleh franchisor. Selain itu, franchisee biasanya harus membayar royalti atau persentase dari pendapatan bisnis kepada franchisor secara berkala. Biaya royalti ini bisa bervariasi, namun umumnya berkisar antara 4% hingga 12% dari total pendapatan bulanan.
Tidak hanya itu, franchisee juga mungkin diharuskan untuk berinvestasi dalam pemasaran yang diatur oleh franchisor. Misalnya, Anda mungkin diminta untuk membayar biaya pemasaran nasional atau lokal yang ditentukan oleh franchisor. Dengan kata lain, meskipun Anda memiliki bisnis waralaba, sebagian besar keuntungan Anda akan digunakan untuk membayar biaya yang terkait dengan franchisor. Hal ini dapat mengurangi margin keuntungan Anda, terutama jika bisnis belum sepenuhnya stabil atau berada di tahap awal pengoperasian.
Keterbatasan Kreativitas dan Kebebasan Bisnis
Meskipun Anda mengoperasikan bisnis di bawah merek yang sudah mapan, model waralaba sering kali datang dengan batasan yang ketat. Franchisor umumnya mengharuskan franchisee untuk mengikuti pedoman dan aturan yang sangat spesifik dalam menjalankan bisnis. Hal ini mencakup segala hal mulai dari desain interior, proses operasional, hingga strategi pemasaran. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang memiliki jiwa kewirausahaan yang kreatif dan ingin bereksperimen dengan ide-ide baru, pembatasan ini bisa sangat membatasi dan mengganggu.
Franchisee biasanya tidak memiliki kebebasan untuk mengubah produk atau layanan yang mereka tawarkan tanpa persetujuan dari franchisor. Ini berarti bahwa Anda tidak dapat menyesuaikan produk dengan preferensi lokal atau menciptakan inovasi yang bisa membantu bisnis berkembang di pasar tertentu. Bagi mereka yang ingin memiliki kendali penuh atas keputusan bisnis, waralaba mungkin bukan pilihan yang ideal karena terbatasnya ruang untuk inovasi.
Ketergantungan pada Reputasi Franchisor
Sebagai bagian dari jaringan waralaba, kesuksesan bisnis Anda sangat tergantung pada reputasi franchisor. Jika franchisor mengalami masalah reputasi atau terlibat dalam skandal, hal tersebut bisa berdampak langsung pada bisnis Anda meskipun Anda mengoperasikan bisnis secara independen. Dalam situasi seperti ini, tidak peduli seberapa baik Anda menjalankan usaha, reputasi yang buruk dari franchisor dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen dan mengurangi penjualan.
Sebagai contoh, jika perusahaan induk mengalami krisis atau mendapatkan ulasan negatif di media, seluruh jaringan waralaba dapat terpengaruh. Ketergantungan pada merek membuat franchisee terikat erat dengan citra perusahaan induk, sehingga ketika ada masalah di tingkat nasional atau internasional, usaha kecil franchisee pun bisa terkena imbasnya.
Risiko Ketidakmampuan Franchisor
Meskipun banyak franchisor yang berhasil membangun bisnis yang kuat dan mendukung franchisee mereka, ada juga franchisor yang kurang mampu memberikan dukungan yang dijanjikan. Dalam beberapa kasus, franchisor mungkin gagal untuk memberikan pelatihan, bantuan, atau pembaruan yang memadai kepada franchisee. Kegagalan franchisor dalam memberikan panduan dan dukungan yang cukup dapat mengakibatkan franchisee kesulitan dalam menjalankan bisnis dengan baik.
Selain itu, franchisor yang tidak memiliki rencana pengembangan yang kuat dapat menyebabkan stagnasi bisnis, di mana bisnis franchise tidak lagi menarik bagi pelanggan atau tidak berkembang sesuai dengan perubahan tren pasar. Hal ini bisa menyebabkan franchisee terjebak dalam model bisnis yang usang dan sulit untuk bersaing dengan kompetitor lain.
Perjanjian yang Mengikat dan Sulit Diubah
Ketika memutuskan untuk membuka bisnis waralaba, franchisee biasanya menandatangani perjanjian jangka panjang dengan franchisor. Perjanjian ini mengikat franchisee untuk mematuhi berbagai aturan yang ditetapkan oleh franchisor, dan sering kali sulit diubah atau dibatalkan tanpa konsekuensi hukum atau finansial yang besar. Jika franchisee ingin keluar dari bisnis atau mengubah arah bisnis, perjanjian waralaba bisa menjadi hambatan yang besar.
Perjanjian waralaba juga dapat membatasi franchisee untuk membuka usaha serupa di luar sistem waralaba setelah perjanjian berakhir. Hal ini dikenal sebagai "non-compete clause" atau klausul non-kompetisi. Klausul ini melarang franchisee membuka bisnis yang serupa dalam jarak atau waktu tertentu setelah hubungan waralaba berakhir, sehingga membatasi peluang franchisee untuk memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan yang mereka peroleh selama menjalankan bisnis.
Ketidakpastian Keuntungan Jangka Panjang
Meskipun waralaba dianggap sebagai model bisnis yang lebih stabil dibandingkan memulai bisnis dari nol, tidak ada jaminan bahwa franchisee akan selalu meraih keuntungan. Kesuksesan bisnis waralaba tergantung pada banyak faktor, termasuk lokasi bisnis, kondisi pasar, dan kemampuan franchisee untuk mengikuti pedoman operasional yang ketat. Jika salah satu faktor ini tidak sesuai, franchisee bisa menghadapi kerugian finansial.
Selain itu, banyak franchisee yang harus menghadapi kenyataan bahwa bisnis mereka memerlukan waktu lama untuk mencapai titik impas. Dengan biaya awal yang tinggi, royalti, dan biaya lainnya, banyak franchisee yang membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka bisa menikmati keuntungan yang signifikan. Hal ini terutama menjadi tantangan jika franchisee tidak memiliki modal yang cukup untuk bertahan dalam jangka panjang.
Kurangnya Dukungan Lokal
Dalam beberapa kasus, franchisor mungkin kurang memahami kebutuhan atau tantangan pasar lokal yang dihadapi oleh franchisee. Meskipun franchisor mungkin memiliki reputasi yang kuat di tingkat nasional atau internasional, pendekatan satu ukuran untuk semua tidak selalu berhasil di setiap lokasi. Misalnya, strategi pemasaran yang berhasil di satu kota besar mungkin tidak efektif di kota kecil dengan demografi yang berbeda.
Franchisee yang beroperasi di wilayah dengan karakteristik unik mungkin merasa bahwa mereka memerlukan penyesuaian terhadap produk, layanan, atau strategi pemasaran, tetapi tidak selalu mendapatkan dukungan yang memadai dari franchisor untuk membuat perubahan tersebut. Kurangnya fleksibilitas dan dukungan ini bisa menghambat pertumbuhan bisnis di pasar tertentu.
Kesimpulan
Bisnis waralaba memang menawarkan banyak keuntungan, seperti merek yang sudah dikenal, sistem operasional yang teruji, dan dukungan dari franchisor. Namun, ada banyak kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjadi franchisee. Biaya yang tinggi, keterbatasan dalam inovasi, ketergantungan pada reputasi franchisor, serta risiko ketidakmampuan franchisor dapat menjadi tantangan yang signifikan bagi franchisee.
Sebelum memulai bisnis waralaba, penting untuk melakukan riset mendalam, memahami perjanjian dengan cermat, dan memastikan bahwa model bisnis waralaba cocok dengan tujuan jangka panjang Anda. Dengan pemahaman yang tepat, Anda bisa membuat keputusan yang lebih bijak tentang apakah waralaba adalah pilihan yang tepat bagi Anda.
Credit :
Penulis : Narisha A
Gambar Ilustras :Canva
Komentar